Yang Harus Dilakukan Ibu Apabila Bayi Berhenti Menyusu

Bayi Berhenti Menyusu
Yang Harus Dilakukan Ibu Apabila Bayi Berhenti Menyusu. Setelah bayi dilahirkan dan diperiksa oleh petugas kesehatan baik oleh bidan maupun dokter dan menunjukkan kondisi yang baik dan sehat sehari atau dua hari kemudian bayi diperbolehkan dibawa pulang ke rumah. Ketika berada di rumah selang 2 hari sampai 2 minggu setelah lahir bayi masih berada dalam masa-masa pemeriksaan kalau ada gejala – gejala yang kurang beres bayi harus segera di bawa kembali ke dokter.

Bila ada tanda – tanda yang kurang beres ketika bayi sudah berada di rumah, Ibu janganlah panik, untuk tahap awal dapat di lihat dulu tanda – tanda atau gejalanya, baru dikonsultasikan kepada bidan atau dokter. Berikut ini tanda – tanda umum jika bayi tidak mau menyusu;

1.    Perhatikan dengan seksama apakah bayi mengalami kesulitan bernafas. Bila hidungnya tersumbat hisaplah cairan hidungnya ke luar dengan pipet pengisap. Pernafasan yang cepat (50 kali atau lebih per menit), warna kulit yang biru, rintihan dan cekungan pada kulit diantaratulang-tulang rusuk yang terjadi setiap kali bernafas, merupakan tanda radang paru – paru (pnemonia). Bayi – bayi yang mengalami radang paru – paru sering tidak batuk, kadang – kadang tidak satu pun tanda umum dijumpai.

2.    Perhatikan warna kulit bayi, bila bibir dan wajahnya biru kemungkinan ia menderita radang paru-paru (atau kelainan/ kesulitan lain pada waktu dilahirkan)

3.    Perhatikan wajah dan bagian putih mata mulai menjadi kuning (icterus) pada hari pertama atau setelah hari kelima kehidupannya, maka tanda-tanda ini adalah tanda yang merupakan keadaan yang parah, segera mintalah pertolongan dokter.

4.    Biasanya warna kuning yang mulai timbul antara hari kedua dan kelima bukan merupakan tanda yang parah, berikanlan banyak cairan kepada bayi , sebaiknya minuman yang dapat mengembalikan cairan tubuh (minuman rehidrasi semacam oralit dan lainnya yang kini sudah tersedia di pusat kesehatan) disamping air susu ibu. Lepaskan seluruh pakaiannya dan letakkan di dekat jendela untuk memperoleh sinar matahari, tetapi jangan sinar matahari langsung

5.    Raba ubun – ubunnya, jika ubun – ubun bayi cekung bayi mungkin menderita kekurangan air (dehidrasi), jika ubun – ubunnya menonjol bayi mungkin menderita peradangan selaput otak (meningitis). Untuk kasus bayi menderita peradangan selaput otak (meningitis) dan kekurangan air (dehidrasi) sekaligus, ubun – ubun mungkin teraba normal. Anda harus memeriksa tanda – tanda lain.

6.    Perhatikan gerakan bayi dan mimik muka (ekspresi)nya kekakuan pada tubuh dan /atau gerakan yang aneh mungkin merupakantanda-tanda tetanus, peradangan selaput otak atau kelainan lain akibat kelahiran atau bisa juga demam.

Jika bayi disentuh atau digerakkan, otot – otot wajah dan tubuh mendadak mengencang, tanda ini mungkin menunjukkan tetanus. Jika mata bayi berputar ke belakang atau matanya berputar – putar ketika ia melakukan gerakan mendadak atau gerakan keras, mungkin bayi ini bukan menderita tetanus. Gerakan seperti ini mungkin disebabkan peradangan selaput otak (meningitis), tapi bisa juga disebabkan penyebab lain, kekurangan air (dehidrasi) dan panas yang tinggi merupakan penyebab yang lebih umum.

7.    Untuk tanda - tanda tertentu kemungkinan bayi menderita infeksi bakteri di dalam darah (septicemia), bayi dapat memperlihatkan gejala – gejala; tidak mau menghisap air susu ibu, tampak snagt ngantuk, sangat pucat (kekurangan darah), muntah atau mencret, panas atau temperatur rendah, perut yang membesar, kulit kuning, serangan kejang, sewaktu – waktu bayi menjadi biru. Bila bayi mempunyai salahsatu dari tanda-tanda tersebut maka kemungkinan bayi bukan menderita penyakit infeksi bakteri dalam darah, tetapi bila bayi memperlihatkan beberapa tanda tersebut sekaligus, kemungkinan ia menderita septicemia.


Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Yang Harus Dilakukan Ibu Apabila Bayi Berhenti Menyusu"

Post a Comment